Senin, 28 September 2020

 

Penerapan Teori dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran

Latar Belakang Permasalahan :

Kimia merupakan suatu ilmu yang mempunyai peranan penting didalam kehidupan sehari-hari. Kimia juga dianggap sebagai subjek yang sangat menantang untuk dipelajari karena didalamnya terdapat bahasa yang unik, struktur matematika yang kompleks dan juga banyak konsep yang abstrak. Materi pada pelajaran kimia yang diajarkan di SMA/sederajat saat ini banyak yang bersifat pemahaman konsep dan perhitungan, sehingga diperlukan keaktifan dan keseriusan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk dapat menguasai kompetensi minimal yang telah ditetapkan.

Salah satu materi kimia yang membutuhkan pemahaman konsep adalah materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit adalah salah satu materi kimia yang diajarkan di kelas X SMA. Materi ini mencakup pengetahuan konseptual, factual dan prosedural. Peserta didik seringkali merasa kesulitan mempelajari materi ini. Kesulitan peserta didik mempelajari materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit ini disebabkan karena materi yang dipelajari bersifat mikroskopik sehingga tidak dapat dibayangkan oleh si peserta didik.

Selain itu dalam pembelajaran kimia yang berlangsung di sekolah juga masih berpusat pada guru (teacher center), dimana guru mendominasi pembelajaran menggunakan metode ceramah sehingga siswa kesulitan mengaitkan pembelajaran yang mereka dapatkan dengan fenomena yang ada disekeliling mereka, kurang aktif dalam bertanya dan memberikan pendapat.

Adapun salah satu cara untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik tersebut yaitu dengan memilih dan menerapkan metode seperti model pembelajaran yang sesuai serta media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar, seperti bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik elektronik (e-LKPD). Dengan menerapkan metode dan media yang menarik, maka akan mampu meningkatkan minat dan memberikan pengalaman belajar efektif yang menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Penelitian Relevan

Daryamti, Fitriani, dan Fadhilah (2018) melakukan penelitian pengembangan lembar kerja peserda didik berbasis Predict-Observe-Explain (POE) pada sub materi sifat senyawa ion dan kovalen. Dimana dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa media LKPD yang dipakai sangat valid dan sangat praktis digunakan sebagai bahan penunjang dalam proses pembelajaran.

Gultom (2018) juga melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) untuk meningkatkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan kemampuan kognitif siswa. Dari penelitiannya ditemukan bahwa pembelajaran dengan model            POE ini dapat menjadikan peserta didik lebih termotivasi untuk menyelidiki konsep yang mereka belum ketahui, serta kemampuan belajar siswa menjadi meningkat dan kesalah pahaman siswa dalam memahami materi dapat diatasi dengan menggunakan strategi penerapan model POE.

Berdasarkan dari hasil uraian penelitian diatas, untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik, berlangsung dengan menyenangkan dan bermakna dapat dilakukan dengan cara menggunakan media e-LKPD berbasis Predict, Observe, Explain (POE). LKPD merupakan lembar kerja peserta didik yang dibuat untuk memungkinkan peserta didik dapat belajar secara mandiri menurut kemampuan dan minat serta mengaktifkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Herawati dkk (2016) menyatakan bahwa LKPD interaktif merupakan suatu media alternative yang menyajikan materi dan latihan soal-soal dalam sebuah komputer yang dapat meningkatkan wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran. LKPD elektronik merupakan kumpulan lembaran latihan peserta didik yang dikerjakan secara digital dan dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan selama jangka waktu tertentu. Lembaran latihan elektronik digunakan untuk meningkatkan kemampuan umum berkomunikasi, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan kemampuan kerjasama tim. Menurut Noor dkk (2019) penggunaan LKPD akan memberikan hasil yang memuaskan jika ditambahkan basis didalam LKPD tersebut.

Oleh karena latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan e-LKPD berbasis Predict-Observe-Explain (POE) pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non-elektrolit Kelas X SMA”.

Teori Belajar Terhadap Media Pembelajaran dan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Sebagai bahan masukan dalam perumusan rencana pembelajaran, maka teori belajar menjadi salah satu hal penting yang sangat dibutuhkan dalam merencanakan sebuah kegiatan pembelajaran. Teori belajar ini sengaja dirancang untuk dijadikan landasan dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini, teori belajar menjadi bahan penentu untuk tujuan, metode, isi, media, serta evaluasi yang diperlukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang sedang direncanakan.

Menurut Ertikanto (2016) dalam Nurlaili (2018) model pembelajaran POE merupakan model yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Menurut Santhiy dan Mulyani (2015) dalam Nurlaili (2018), model pembelajaran POE ini dapat memberikan keyakinan kepada siswa terhadap kebenaran dari materi pembelajaran, dikarenakan dengan siswa dapat mengamati secara langsung maka akan memberikan siswa kesempatan untuk membangun pengetahuan baru. Selain itu, penerapan model ini dapat membantu memfasilitasi siswa dalam melakukan aktivititas pemebelajaran.

Adapun tahapan dalam model pembelajaran Predict, Observe and Explain (POE) yaitu, yang pertama siswa melakukan tahap Predict atau prediksi, yaitu siswa membuat prediksi solusi dari permasalahan dan memperkirakan hasil dari yang akan dilakukan pada langkah berikutnya. Untuk membuat prediksi, siswa dibebaskan berpikir seluas-luasnya sesuai dengan pengetahuannya tanpa batasan dari guru. Kedua, tahap Observe atau observasi, yaitu pada tahap ini siswa mengamati atau melihat eksperimen. Pada tahap ini siswa boleh bertukar pengetahuan awal bersama teman lainnya. Tahap terakhir yaitu tahap Explain atau menjelaskan, yaitu siswa membandingkan hasil pengamatan dalam observasi dengan prediksi nya kemudian membuat penjelasan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang telah dilaluinya pada tahapan sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa langkah-langkah dalam model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) yang digunakan untuk mengembangkan e-Lkpd berbasis POE ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme. Dimana pada setiap tahapan pelaksanaan model pembelajaran POE ini mengajak peserta didik untuk melibatkan pengetahuan yang dimilikinya serta dalam model ini peserta didik juga membina dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah.

 

 

Kamis, 14 November 2019


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 8
“Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galangal L)



VII. DATA PENGAMATAN
PROSEDUR KERJA
PENGAMATAN
Dimasukkan serbuk kedalam 250 erlenmeyer
Serbuk berwarna putih kekuningan dalam kondisi kering
Direndam dengan 100 ml kloroform
Terdapat selapis larutan kloroform diatas permukaan serbuk simplisia rimpang kencur kering
Dihangatkan pada penangas air sambil digoyang-goyangkan
Bau khas dari kencur bercampur dengan bau khas kloroform semakin kuat, warna larutan semakin memekat keruh
Dibiarkan selama setengah jam pada suhu kamar lalu saring
Larutan kloroform berwarna kuning bening
Dipisahkan residu kencur dan sekali lagi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut  dengan jumlah yang sama
Larutan kloroform bercampur ekstrak kencur terpisah dengan serbuk kasar dari rimpang kencur, diperoleh larutan kuning bening
Filtrate diperoleh kemudian digabung dan dipekatkan dibawah tekanan rendah (volume) hingga volume kira-kira setengahnya
Volume berkurang, warna larutan semakin memekat dan keruh
Didinginkan penyelesaian pekat dalam air, padatan yang terbentuk menyimpang dengan corong Buchner, filtrate dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung kemudian ditimbang


Diperoleh Kristal berwarna kuning
Dihitung rendemennya! Rekristalisasi dilakukan dalam kloroform kemudian menilai titik lelehnya dan membandingkan dengan suhu (45-50˚C)
Diperoleh Kristal berwarna putih sedikit kuning dan berbau seperti kencur
                                                                                                              
VIII.    PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan isolasi senyawa p-metoksi sinamat dari kencur (kaemferiam galanga l). Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu dapat menguasai teknik-teknik isolasi senyawa bahan alam khususnya pada fenilpropanoid, dan dapat mengenal sifat-sifat kimia fenil propanol melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik. Pada percobaan ini kami menggunakan simplisia rimpang kencur. Kencur ini merupakan tumbuhan alam yang biasanya digunakan sebagai bahan memasak ataupun sebagai bahan obat-obatan tradisional. Kencur ini banyak mengandung senyawa kimia seperti etil p-metoksi sinamat yang tergolong fenil propanoid, etil sinamat komponen utama, p-metoksistiren, dan lainnya. Etil p-metoksi sinamat (C12H14O3) ini mudah larut dalam kepolaran pelarut yang bervariasi dikarenakan etil p-metoksi sinamat ini bersifat nonpolar. Pada kencur ini juga mengandung etil p-metoksi sinamat yang cukup tinggi yaitu mencapai 10% sehingga mudah untuk diisolasi menggunakan pelarut etanol maupun potreleum . Pada percobaan ini, kencur yang telah dihaluskan dan dalam kondisi kering dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan direndam dengan menggunakan 100 ml kloroform. Rimpang kencur ini direndam selama 24 jam, dan hasil yang didapatkan yaitu terdapat selapis lapisan larutan kloroform diatas permukaan serbuk simplisia kencur. Perendaman selama 24 jam ini dilakukan dengan tujuan agar didapatkan kandungan ekstrak yang tinggi. Selanjutnya rimpang kencur yang telah direndam selama 24 jam tadi dihangatkan pada penangas air dan didapatkan bau khas dari kencur yang bercampur dengan bau khas kloroform semakin kuat dan warna dari campuran larutan ini juga semakin memekat. Setelah itu campuran ini dibiarkan selama 30 menit pada suhu kamar dan disaring, larutan kloroform yang didapatkan berwarna kuning. Kemudian, residu kencur dipisahkan atau diekstrak dan diperkolasi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama, nah larutan yang didapatkan yaitu larutan kloroform bercampur dengan ekstrak kencur yang terpisah dengan serbuk kasar dari rimpang kencur, sehingga larutan yang diperoleh berwarna kuning bening. Perkolasi adalah suatu ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa organic dari suatu simplisia. Dalam ektraksi suatu senyawa harus diperhatikan kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati sama. Filtrate yang diperoleh tersebut kemudian dicampur dan dipekatkan dibawah tekanan rendah dengan volume yang sesuai, sehingga warna larutan yang didapatkan semakin memekat dan keruh. Kemudian larutan didinginkan pekat dalam air, padatan yang terbentuk belum sempurna, sehingga filtrate dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua ini disaring kemudian dicampurkan dengan padatan yang pertama sehigga diperolehlah hasil berupa Kristal berwarna kuning. Kemudian yang terakhir dilakukan yaitu rekristalisasi dengan kloroform dengan memperhatikan titik lelehnya. Setelah dilakukan rekristalisasi ini didapatkan hasil Kristal yang berwarna putih agak sedikit kuning dan kristalnya masih berbau khas kencur.

IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.   Pada percobaan ini, mengapa perlu dilakukan dengan proses ekstraksi dua kali?
2.   Pada percobaan ini, mengapa campuran halus rimpang kencur dan kloroform perlu didiamkan dalam waktu 24 jam ?
3.   Bagaimanakah cara mendapatkan rendemen yang baik ?

X.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.   Isolasi merupakan teknik pemisahan yang dilakukan terhadap komponen senyawa kimia dari campurannya pada tumbuhan atau bahan alam. Isolasi bahan organic ini biasanya dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pemisahan seperti yang pada umumnya digunakan yaitu metode ekstraksi pelarut tertentu, dan perkolasi.
2.   Sifat-sifat kimia dari kimia fenil propanol atau etil p-metoksi ini yaitu bersifat nonpolar sehingga mudah larut dalam kepolaran pelarut yag bervariasi.

XI. Daftar Pustaka
Asyaharst. 2011. Isolasi p-Metoksi Sinamat dari Kencur Kaempferia Galanga L dan Sintesis
         Asam p-Metoksi Sinamat Sintesis Turunannya dan Penetapan Struktur.
Jurnal Kimia.
        Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

Harborne. 1989. Phytochemical Methods: A Guide to Modern Technique of Modern. Edisi 2.
Salamat, Achmadi. 2003. Kimia Organik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Solomons, T.W. Graham. 2004. Organic Chemistry. New York : John Wiley Sons.
Tim Kimia Organik, 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas
         Jambi.

XII. Lampiran

Sabtu, 02 November 2019


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 
PERCOBAAN 7
"Isolasi Senyawa Bahan Alam Alkaloid"


VII. Data Pengamatan
No
Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
1.               
Dimasukkan 25 gr teh kering, 250 ml air dan 25 gr CaCO3 kedalam erlenmeyer
Campuran berwarna coklat pudar, dan terdapat serbuk teh di dasar erlenmeyer
2.       
Dipanaskan diatas uap air selama 20 menit, sambil diaduk
Campuran mendidih, dan mulai naik keatas
3.       
Dinginkan di udara
Suhu campuran turun
4. 
Disaring larutan dengan corong Buchner, dipindahkan dalam corong pisah
Filtrat berwarna coklat
5.    
Diekstraksi dengan 25 ml kloroform sebanyak 3 kali
Campuran bagian bawah disimpan guna destilasi
6. 
Campuran didestilasi, sampai diperoleh larutan jenuhnya
Larutan berwarna hijau
7.    
Disublimasi dengan cawan
Terdapat Kristal putih

VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu isolasi senyawa bahan alam pada alkaloid. Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu agar dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam terutama pada alkaloid, dan agar dapat mengenal sifat-sifat kimia alkaloid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik. Alkaloid yaitu senyawa organic yang terdapat dialam dan biasanya bersifat basa dan terasa pahit. Alkaloid bersifat basa dikarenakan adanya atom Nitrogen pada molekul tersebut. Semua jenis alkaloida mengandung atom nitrogen paling tidak satu setiap molekul. Setiap alkaloid yang ditemukan dalam alam masing-masing mempunyai kemampuan biologis tertentu. Ada yang sangat berguna dalam kehidupan seperti pada bidang pengobatan, namun ada juga sebagian yang sangat beracun tergantung kemampuan biologisnya. Alkaloid ini biasanya diperlukan dalam bidang kesehatan seperti dalam pembuatan obat-obatan, baik obat ramuan tradisional maupun non tradisional.
Pada percobaan isolasi senyawa bahan alam alkaloid ini, kami menggunakan tumbuhan daun teh hijau sebagai sampel percobaan. Daun teh sebanyak 25 gr dicampurkan dengan 250 ml air dan 25 gr CaCO3 pada erlenmeyer, campuran tersebut menghasilkan warna coklat pudar dan terdapat serbuk teh pada dasar Erlenmeyer. Saat dipanaskan diatas uap selama 20 menit sambil diaduk campuran tersebut mendidih dan mulai naik keatas. Hal ini berarti suhu mempengaruhi dalam proses penguapan yang ditandai dengan naiknya campuran  keatas. Saat didinginkan, suhu campuran turun. Kemudian larutan disaring dengan menggunakan corong Buchner dan dipindahkan kedalam corong pisah. Terbentuklah filtrate berwarna coklat. Setelah itu filtrate ini diekstraksi dengan 25 ml kloroform sebanyak 3 kali. Ekstraksi ini dilakukan bertujuan untuk memurnikan filtrate yang didapat. Setelah diekstraksi 3kali, terdapat campuran bagian bawah yang selanjutnya akan didestilasi. Kemudian campuran didestilasi hingga diperoleh larutan jenuhnya, larutan yang didapatkan berwarna hijau. Perlakuan destilasi disini bertujuan untuk memissahkan campuran jenuh yang didapatkan dengan prinsip perbedaan titik didih yang cukup jauh dari zat cair dalam campurannya, sehingga zat yang  memiliki titik didih yang rendah akan menguap terlebih dahulu. Larutan yang didapatkan ini kemudian disublimasi sehingga mendapatkan hasil Kristal berwarna putih. Syarat pemisahan dengan sublimasi yaitu campuran yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Tujuan dilakukannya sublimasi yaitu agar dapat mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel yang dianalisa, dan untuk mendapatkan suatu zat murni dari suatu campuran atau sering disebut pemurnian.
 
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
  1. Mengapa pada proses ekstraksi dengan penambahan kloroform dilakukan sebanyak 3 kali?
  2. Mengapa pada isolasi senyawa bahan alam alkaloid ini perlu dilakukannya sublimasi ?
  3. Mengapa saat proses sublimasi yang awal hasilnya berupa larutan bisa berubah menjadi Kristal ?


X. Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
  1. Isolasi senyawa bahan alam ini dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti ekstraksi, destilasi, bahkan jika hasil yang didapatkan belum mencapai tingkat kemurnian bisa dilakukan dengan teknik sublimasi.
  2.  Setelah dilakukan percobaan, dapat diketahui bahwa sifat-sifat kimia dari alkaloid ini yaitu bersifat basa karena umumnya mengandung paling sedikit 1 atom Nitrogen tiap molekulnya, berasa pahit. Alkaloid bebas juga tidak larut dalam air, melainkan larut dalam kloroform, eter, dan pelarut organic lainnya yang bersifat relative non polar.


XI. Daftar Pustaka
      Anwar, Chairil, dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Departemen
                Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
               Tenaga Guru.  
      Hesse, M. 1981. Alkaloid Chemistry. Toronto: John Wiley and Sons, Inc.
      Marliana, dkk. 2005. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon pada Tanaman Kacang.
              Jurnal Kimia Vol 11. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
      Muderawan, I Wayan. 2002. Kimia Organik II. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
      Tim Kimia Organik, 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas
              Jambi.

XII. Lampiran



Selasa, 29 Oktober 2019


JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN  8
“ ISOLASI SENYAWA p-METOKSI SINAMAT dari KENCUR (Kaemferiam galanga L)



DISUSUN OLEH :
ENDAH SULITYAWATI. RYT
(RSA1C117013)



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL , M.Si







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


PERCOBAAN 8

I. Judul                : Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galanga L)
II. Hari/Tanggal : Rabu / 29 Oktober 2019
II. Tujuan           : Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya senyawa   fenilpropanoid.
2. Dapat mengenal sifat-sifat kimia fenil propanol melalui reaksi-reaksi       pengenalan yang spesifik.
IV. Landasan Teori
            Kencur (Kaemferiam galangal L) adalah tanaman tropis yang berguna sebagai bumbu dapur dan sebagai tanaman obat tradisional. Kencur ini mengandung senyawa kimia seperti: etil p-metoksi sinamat, etil sinamat komponen yang utama, p-metoksistiren, dll. Kadar etil p-metoksinamat dalam kencur cukup tinggi yaitu mencapai 10%. Oleh karena itu mudah bisa diisolasi dari umbinya menggunakan pelarut petroleum atau etanol. Etil p-metoksi sinamat yang merupakan komponen utama memiliki pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi kimia, antara lain ikatan rangkap terkonjugasi, cincin aromatik yang diaktifkan oleh gugus metoksi dan gugus ester. Karena itu dapat dilakukan beberapa reaksi seperti hidrolisa ester, demetilasi, transformasi ester menjadi gugus lain. Khusus untuk hidrolisa etil p-metoksi sinamat ini menghasilkan asam p-metoksi sinamat. Hidrolisa etil p-metoksi sinamat menghasilkan asam p-metoksi sinamat. Sedangkan transformasi gugus ester dapat dilakukan melalui halida asam yang jauh lebih reaktif untuk ditransformasikan menjadi gugus yang ditargetkan seperti ester aril dapat disintesis melalui halida asam yang direaksikan dengan fenol mengikuti mekanisme reaksi adisi-eliminasi nukleofilik membuat fenil sinamat dengan cara mereaksikan sinamoll klorida dengan fenol. Transformasi gugus ester menjadi amida antara lain dapat dilakukan melalui amolisis, yakni mereaksikan langsung ester dengan amonida atau amina (Tim Kimia Organik II, 2015).
            Tanaman kencur (Kaemfria galangal. L) dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaatnya. Disamping digunakan sebagai penyedap makanan, kencur ini juga digunakan sebagai bahan dalam ramuan obat tradisional. Salah satu senyawa etil ester yang terdapat dalam kencur yaitu etil para metoksi sinamat yang tergolong fenil propanoid. Etil para metoksi sinamat termasuk kedalam golongan senyawa ester yang mengandung cincin benzene dan gugus metoksi yang bersifat non-polar. Sehingga, dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, methanol, air dan heksana (Asyharist, 2011). 
            Asam sinamat diperoleh dari fenilalanin berdasarkan eliminasi ammonia secara enzimatik dilanjutkan dengan hidroksilasi aromatic dan metilasi. Pertama dipercayai bahwa biosintesis melalui jalan asam fenil piruvat yang direduksi dan didehidrasi, tetapi saat asam sinamat dapat mengeliminasi ammonia langsung dari asam amino, maka jalan tersebut dinyatakan sebagai langkah utama. Reaksi ini dikategorikan sebagai reaksi berkesinambungan eliminasi -, dengan adanya pusat basa pada enzim yang mengikat –α β proton. Asam sinamat dan asam benzoate kebanyakan terdapat sebagai ester glikosida karbohidrat , flavonoid, dan asam hidroksi karboksilat (Harborne, 1989).
            Dalam ektraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati sama. Etil p-metoksi sinamat adalah suatu ester yang mengandung cincin benzene dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan mengandung gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat agak polar menyebabkan senyawa ini mampu larut dalam beberapa pelarut dengan kepolaran bervariasi. Biasanya dalam penilitian ini pelarut yang digunakan adalah heksana, etil asetat, alcohol, aquades dan dietil eter (Selamat, 2003).
            Isolasi merupakan teknik pemisahan yang dilakukan terhadap komponen senyawa kimia dari campurannya pada tumbuhan atau bahan alam. Isolasi bahan organic dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pemisahan yang memaksimalkan hasil isolasi yang telah dilakukan. Metode yang paling sering digunakan untuk mengisolasi suatu bahan alam adalah dengan menggunakan ekstraksi pelarut tertentu. Perkolasi merupakan salah satu contoh ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa organic dari suatu bahan alam (Solomons, 2011).

V. Alat dan Bahan
       5.1 Alat
            - Erlenmeyer 250 ml                            - Kertas Saring
            - KLT                                                  - Penangas air
            - Corong Buchner                               - Labu Bulat
            - Corong Biasa                                    - Evavorator
            - Alat Ukur TI
       5.2 Bahan
            - Kencur yang telah ditumbuk            - NaOH
            - Kloroform                                         - Metanol
            - Etanol                                               - Asam Sulfat Klorida                            

VI. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
a)   Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat
1.    Masukkan serbuk kencur kedalam erlenmeyer 250 ml, kemudian direndam dengan 100 ml petroleum eter fraksi 60-80˚C hingga lapis petroleum eter terdapat diatasnya.
2.    Hangatkan beberapa menit dalam penangas air sambil digoyang-goyang, biarkan selama setengah jam dalam temperatur kamar kemudian disaring.
3.    Pisahkan residu kencur dan ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama.
4.    Filtrat  bahan yang diperoleh kemudian digabung dan dipekatkan dibawah tekanan rendah (evavorator) sampai volume larutan kira-kira setengahnya.
5.    Dinginkan larutan pekat dalam air es, padatan yang terbentuk disaring dengan corong buchner.
6.    Filtrat dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung kemudian ditimbang.
7.    Hitung rendemennya, lalu rekristalisasi dilakukan dalam petroleum eter.
8.    Diukur titik lelehnya dan bandingkan dengan literatur (48-50˚C).
b)   Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
1.    Dilarutkan sampel kristal hasil isolasi dalam petroleum eter menggunakan kapiler, totolkan pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
2.    Pada jarak 0,5 cm dari bawah gunakan etil p-mrtoksi sinamat dan asam p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding.
3.    Masukkan dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform, pengamatan bercak dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV atau dimasukkan kedalam chamber iodium.
4.    Hitung Rf nya dan bandingkan dengan standar.
c)    Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
Larutkan kristal hasil isolasi dalam methanol dan kemudian buatlah spectrum ultra violetnya pada daerah panjang gelombang 200-300 nm.
d)   Pemeriksaan Spektroskopi Infra Merah
Kristal hasil isolasi dibuat pellet dengan KBr kering, kemudian dibuat spectrum infra merahnya.

Adapun video terkait percobaan ini adalah sebagai berikut :

Permasalahan :
  1. Mengapa saat pemanasan pada isolasi senyawa p-metoksi ini suhunya tidak boleh lebih dari 60˚C ?
  2.  Mengapa saat pemanasan dengan penangas air atau mantel pemanas Erlenmeyer yang berisi zat perlu digoyang-goyangkan? Bagaimana jika penggoyangan Erlenmeyer itu tidak dilakukan saat pemanasan?
  3. Mengapa pada percobaan ini perlu dilakukan perkolasi sebanyak 2 kali? Bagaimana akibatnya jika perkolasi ini hanya dilakukan 1 kali ?


  Penerapan Teori dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Latar Belakang Permasalahan : Kimia merupakan suatu ilmu yang m...