JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 8
“ ISOLASI SENYAWA
p-METOKSI SINAMAT dari KENCUR (Kaemferiam
galanga L)”
DISUSUN
OLEH :
ENDAH SULITYAWATI. RYT
(RSA1C117013)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL ,
M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
PERCOBAAN 8
I. Judul : Isolasi
Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam
galanga L)
II. Hari/Tanggal : Rabu
/ 29 Oktober 2019
II. Tujuan
: Adapun tujuan dari praktikum kali ini
adalah :
1. Dapat
menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya senyawa fenilpropanoid.
2. Dapat
mengenal sifat-sifat kimia fenil propanol melalui reaksi-reaksi pengenalan yang
spesifik.
IV.
Landasan Teori
Kencur
(Kaemferiam galangal L) adalah tanaman tropis yang berguna sebagai bumbu dapur
dan sebagai tanaman obat tradisional. Kencur ini mengandung senyawa kimia
seperti: etil p-metoksi sinamat, etil sinamat komponen yang utama,
p-metoksistiren, dll. Kadar etil p-metoksinamat dalam kencur cukup tinggi yaitu
mencapai 10%. Oleh karena itu mudah bisa diisolasi dari umbinya menggunakan
pelarut petroleum atau etanol. Etil p-metoksi sinamat yang merupakan komponen
utama memiliki pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi kimia, antara
lain ikatan rangkap terkonjugasi, cincin aromatik yang diaktifkan oleh gugus
metoksi dan gugus ester. Karena itu dapat dilakukan beberapa reaksi seperti
hidrolisa ester, demetilasi, transformasi ester menjadi gugus lain. Khusus
untuk hidrolisa etil p-metoksi sinamat ini menghasilkan asam p-metoksi sinamat. Hidrolisa etil p-metoksi sinamat
menghasilkan asam p-metoksi sinamat. Sedangkan transformasi gugus ester dapat
dilakukan melalui halida asam yang jauh lebih reaktif untuk ditransformasikan
menjadi gugus yang ditargetkan seperti ester aril dapat disintesis melalui
halida asam yang direaksikan dengan fenol mengikuti mekanisme reaksi
adisi-eliminasi nukleofilik membuat fenil sinamat dengan cara mereaksikan
sinamoll klorida dengan fenol. Transformasi gugus ester menjadi amida antara
lain dapat dilakukan melalui amolisis, yakni mereaksikan langsung ester dengan
amonida atau amina (Tim Kimia Organik II, 2015).
Tanaman kencur (Kaemfria galangal.
L) dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaatnya. Disamping digunakan sebagai
penyedap makanan, kencur ini juga digunakan sebagai bahan dalam ramuan obat
tradisional. Salah satu senyawa etil ester yang terdapat dalam kencur yaitu
etil para metoksi sinamat yang tergolong fenil propanoid. Etil para metoksi
sinamat termasuk kedalam golongan senyawa ester yang mengandung cincin benzene
dan gugus metoksi yang bersifat non-polar. Sehingga, dalam ekstraksinya dapat
menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil
asetat, methanol, air dan heksana (Asyharist, 2011).
Asam sinamat diperoleh dari fenilalanin
berdasarkan eliminasi ammonia secara enzimatik dilanjutkan dengan hidroksilasi
aromatic dan metilasi. Pertama dipercayai bahwa biosintesis melalui jalan asam
fenil piruvat yang direduksi dan didehidrasi, tetapi saat asam sinamat dapat
mengeliminasi ammonia langsung dari asam amino, maka jalan tersebut dinyatakan
sebagai langkah utama. Reaksi ini dikategorikan sebagai reaksi berkesinambungan
eliminasi -, dengan adanya pusat basa pada enzim yang mengikat –α β proton.
Asam sinamat dan asam benzoate kebanyakan terdapat sebagai ester glikosida
karbohidrat , flavonoid, dan asam hidroksi karboksilat (Harborne, 1989).
Dalam ektraksi suatu senyawa yang
harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak,
keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati sama. Etil p-metoksi
sinamat adalah suatu ester yang mengandung cincin benzene dan gugus metoksi
yang bersifat nonpolar dan mengandung gugus karbonil yang mengikat etil yang
bersifat agak polar menyebabkan senyawa ini mampu larut dalam beberapa pelarut
dengan kepolaran bervariasi. Biasanya dalam penilitian ini pelarut yang
digunakan adalah heksana, etil asetat, alcohol, aquades dan dietil eter (Selamat,
2003).
Isolasi merupakan teknik pemisahan
yang dilakukan terhadap komponen senyawa kimia dari campurannya pada tumbuhan
atau bahan alam. Isolasi bahan organic dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode pemisahan yang memaksimalkan hasil isolasi yang telah dilakukan. Metode
yang paling sering digunakan untuk mengisolasi suatu bahan alam adalah dengan
menggunakan ekstraksi pelarut tertentu. Perkolasi merupakan salah satu contoh
ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa organic dari suatu bahan alam
(Solomons, 2011).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
- Erlenmeyer
250 ml - Kertas
Saring
- KLT -
Penangas air
- Corong Biasa -
Evavorator
- Alat Ukur TI
5.2 Bahan
-
Kencur yang telah ditumbuk -
NaOH
- Kloroform -
Metanol
- Etanol - Asam Sulfat Klorida
VI.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
a)
Isolasi
Etil p-Metoksi Sinamat
1. Masukkan
serbuk kencur kedalam erlenmeyer 250 ml, kemudian direndam dengan 100 ml
petroleum eter fraksi 60-80˚C hingga lapis petroleum eter terdapat diatasnya.
2. Hangatkan
beberapa menit dalam penangas air sambil digoyang-goyang, biarkan selama
setengah jam dalam temperatur kamar kemudian disaring.
3. Pisahkan
residu kencur dan ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan
jumlah yang sama.
4. Filtrat bahan yang diperoleh kemudian digabung dan
dipekatkan dibawah tekanan rendah (evavorator) sampai volume larutan kira-kira
setengahnya.
5. Dinginkan
larutan pekat dalam air es, padatan yang terbentuk disaring dengan corong
buchner.
6. Filtrat
dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung
kemudian ditimbang.
7. Hitung
rendemennya, lalu rekristalisasi dilakukan dalam petroleum eter.
8. Diukur
titik lelehnya dan bandingkan dengan literatur (48-50˚C).
b)
Pemeriksaan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
1. Dilarutkan
sampel kristal hasil isolasi dalam petroleum eter menggunakan kapiler, totolkan
pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
2. Pada
jarak 0,5 cm dari bawah gunakan etil p-mrtoksi sinamat dan asam p-metoksi
sinamat standar sebagai pembanding.
3. Masukkan
dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform, pengamatan bercak
dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV atau dimasukkan kedalam chamber
iodium.
4. Hitung
Rf nya dan bandingkan dengan standar.
c)
Pemeriksaan
Spektroskopi Ultra Violet
Larutkan kristal hasil isolasi dalam
methanol dan kemudian buatlah spectrum ultra violetnya pada daerah panjang
gelombang 200-300 nm.
d)
Pemeriksaan
Spektroskopi Infra Merah
Kristal
hasil isolasi dibuat pellet dengan
KBr
kering, kemudian dibuat spectrum infra merahnya.
Adapun video terkait percobaan ini
adalah sebagai berikut :
Permasalahan :
- Mengapa saat pemanasan pada isolasi senyawa p-metoksi ini suhunya tidak boleh lebih dari 60˚C ?
- Mengapa saat pemanasan dengan penangas air atau mantel pemanas Erlenmeyer yang berisi zat perlu digoyang-goyangkan? Bagaimana jika penggoyangan Erlenmeyer itu tidak dilakukan saat pemanasan?
- Mengapa pada percobaan ini perlu dilakukan perkolasi sebanyak 2 kali? Bagaimana akibatnya jika perkolasi ini hanya dilakukan 1 kali ?